23 November 2016

1 Tahun PLN 49


PLN Beraksi
Walau panas terik matahari
Berjuta kali PLN beraksi
Bagiku itu langkah pasti
Hari-hari esok adalah milik kita
PLN kebanggaan negara
Gegap gempita kami PLN 
Yang selalu semangat 55
Marilah kawan mari kita nyanyikan
Sebuah lagu, lagu kemenangan..


Yel-yel bergema pertama kalinya di Gedung Parahyangan Pusdikajen saat kesemaptaan, yang menemani keseharian kami selama masa prajabatan. Tak terasa sudah setahun lamanya kami menjadi mantan siswa prajabatan PT PLN (Persero) Angkatan 49 (maaf, kata mantan sangat dilarang di blogku ini, haha).

Setahun yang Lalu

Bersama Teman-teman Pleton B1
Ingat sekali pertama kalinya aku menginjakkan kaki di tanah Pusdikajen tanggal 22 November 2015 sebagai calon siswa prajabatan. Seluruh calon siswa dari Rekrutmen Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung berkumpul di pusdik ini untuk mengikuti rangkaian kegiatan kesemaptaan selama 10 hari. Kami dididik, dibina, dan ditempa agar siap mengemban tugas sebagai pegawai PLN. Kesemaptaan merupakan diklat pertama dari serangkaian diklat yang akan kami ikuti selama 6 bulan ke depan. Tanggal 23 November 2015, kami diresmikan sebagai siswa prajabatan angkatan 49 sebanyak 737 orang oleh pejabat Pusdiklat PT PLN (Persero). Ah ya, for your information, kesemaptaan angkatan 49 dibagi di 2 tempat (karena jumlahnya sangat banyak), sekitar 400an orang di Pusdikajen, dan sisanya di Pusdikzi, Bogor. Jadi untuk teman-teman Rekrutmen Jakarta dan Luar Jawa samapta di Pusdikzi.

Tiga hari pertama samapta kami dilatih fisik. Mungkin nggak terbayangkan setelah makan siang yang luar biasa banyak porsinya dan harus dihabiskan dalam waktu singkat serta aku yang ditertawakan teman di depanku karena cara makanku yang aneh dan amat sangat nyebelin karena bukannya bantu temannya yang belum habis makannya malah diam saja (Des, jangan curhat -_-) dikumpulkan di lapangan utama di saat terik-teriknya panas matahari. Kami disuruh untuk tiarap, merayap, berguling-guling, berkali-kali. Aku nggak akan nyeritain secara detail yang terjadi, dan tolong jangan dibayangin juga ya (apalagi saat makan), haha, pokoknya jangan.

Panas terik, debu berseliweran di muka, sikut tangan dan lutut yang penuh goresan luka karena tergesek saat merayap menjadi santapan siang kami saat itu. Tujuh hari berikutnya samapta tidak terasa terlalu berat. Kami tak lagi disuruh untuk berguling-guling ataupun merayap lagi di bawah matahari. Banyak kegiatan seru yang kami lakukan, seperti navigasi darat, simulasi tempur, mountenering, HTF, table manner, dan materi-materi lainnya (yang seringkali membuatku tak bisa menahan kantuk, haha).

Aku beruntung bisa bergabung dalam pleton B1. Semua anggota di pleton ini adalah anak teknik, ngga cewek maupun cowok semuanya anak teknik. Yang buat aku salut juga adalah cewek-ceweknya. Nggak bisa dibayangkan setiap makan pagi, siang, dan malam kami yang selalu dihadapkan dengan porsi nasi 2 kali dari biasanya, yang harus habis gimanapun caranya. Seringkali setiap aku bergabung dengan pleton lain, nasi 1 termos besar itu selalu tersisa, dan mau nggak mau nasi itu harus dibagi rata lagi dengan semua orang yang ada di meja itu padahal kondisi perut sudah amat kenyang. Namun beda halnya jika kami satu pleton duduk bersama di satu meja.

Aku inget banget saat dibagikan nasi itu, aku yang saat itu duduk paling ujung bisa nggak kebagian nasi. Padahal jatah nasi semua anak itu sama. Kalian tahu kenapa? Ya, nasi sebanyak itu sudah diambil banyak sama teman-temanku, padahal mayoritas yang duduk di meja itu adalah cewek. Jadi kebayang kan gimana porsi makannya teman-temanku, 3 kali lipat dari biasanya, haha. Makanya nggak heran kalau sehabis makan kami selalu mengelus-elus perut kami karena kekenyangan, haha, pleton B1 emang parah.

Dan lucunya, meski kami terkenal makan banyak, tapi kami amat kompak ketika mendengar materi, tidur. Kami paling nggak bisa yang namanya nahan ngantuk. Itu bisa satu baris saling mencubit dan memukul paha teman sebelah supaya bisa tetap melek mendengarkan materi. Apalagi aku yang duduknya selalu di depan (gara-gara nomor dadanya kecil sih), paaaliing nggak bisa nahan ngantuk walau udah dicubit sampe kayak gimanapun. Makanya kalau udah mulai serangan kantuk itu, aku paling sering dipukul keras oleh teman sebelahku. Saking kerasnya, bahkan sampai kedengeran sama pleton sebelahku, haha aku parah banget emang :D.

Sepuluh hari berlalu, dan diklat berikutnya adalah pengenalan perusahaan. Diklat ini semacam pengarahan untuk mengenalkan kepada calon pegawai apa itu PLN dan bagaimana proses bisnis di dalamnya. Kami (dari Pusdikajen) dibawa Udiklat Bogor sebagai tempat istirahat kami. Pengenalan perusahaan sendiri diselenggarakan di Auditorium PLN Kantor Pusat (untuk temen-temen Pusdikzi di Pusdiklat Ragunan). Jadi selama 4 hari kami harus bulak-balik Jakarta-Bogor, ya kebayang lah capeknya, apalagi kalau kena macetnya setiap kembali ke Udiklat. Selama diklat pengenalan perusahaan, kami sempat mengunjungi Museum Listrik dan Energi Baru di TMII (mentang" PLN ya jadi mainnya juga ke Museum Listrik, haha). Ketika melihat isi museumnya berasa kuliah lagi. Gimana enggak, segala alat peraga maupun panel informasi yang dipamerkan di museum ini semuanya berbau listrik dan renewable energy. Jadi bisa lah, inget-inget materi kuliah, haha.

Sebelum Berangkat ke Udiklat, di Kantor Pusat
Saatnya tubbie berpisah (lho?). Yep, kami harus berpisah karena diklat berikutnya adalah pembidangan. Jadi kami dikirimkan ke setiap udiklat sesuai bidang kami. Pembangkit ke Udiklat Suralaya; Proyek, IT, Keuangan dan Akuntansi di Udiklat Bogor; Administrasi di Udiklat TMII; Transmisi di Udiklat Semarang; Distribusi dan Niaga di Udiklat Pandaan. Rasanya sedih juga berpisah dengan teman-teman pletonku karena kami sudah mulai akrab saat itu. Saat joget Sambalado bersama, saat saling ngelus perut karena kekenyangan, saat tidur di Cikole bersama karena kelelahan long march. Tapi ya mau gimana lagi, perjuangan kami belum selesai, dan aku harus berangkat ke Udiklat Semarang.
    
Acara Bakar-bakaran Malam Tahun Baru di Udiklat Semarang
Kebersamaanku dengan teman-teman PLN 49 semakin terasa saat di Semarang. Berbeda dengan teman-teman udiklat lain, di Semarang aku menginap di udiklat PMI karena di Udiklat PLN saat itu dipenuhi dengan siswa-siswa OJT SMK dan siswa reguler (pegawai yang sedang diklat). Mungkin karena kami siswa paling sedikit dari udiklat lain kali ya (ada 69 orang), jadi bener-bener ngerasain kekeluargaan disana. Dibangunkan setiap pagi untuk senam pagi dan sholat shubuh, jalan bersama menuju udiklat PLN dan kembali ke udiklat PMI pun bersama. Mungkin karena kita di satu mess juga ya, jarak antar kamar dan ke ruang makan pun dekat, jadi berasa banget kayak di asrama, berasa dekat banget, kayak keluarga.

Banyak hal yang saya dapatkan selama di Semarang. Belajar tentang Pemeliharaan SUTT/SUTET, SCADA, Operasi Sistem, Sistem Proteksi, Grounding, dan segala materi mengenai Transmisi. Seperti kuliah lagi, mengulang pelajaran yang nyaris terlupakan, haha. Lucunya adalah, karena kami selalu berjalan kaki dari Udiklat PMI ke Udiklat Semarang dengan jarak yang lumayan jauh sekitar 1 km, belum lagi cuaca di Semarang yang panas sering membuat kami berkeringat dan kelelahan, sehingga nggak heran kalau setiap mendengar materi kami selalu ketiduran, apalagi aku, 10 menit instruktur mengajar aku sudah masuk ke alam mimpi, haha..

Satu bulan setengah aku habiskan waktu untuk belajar tentang Transmisi di Semarang. Dalam satu bulan itu aku menemukan teman baru, sahabat baru, kesenangan baru. Sering jadi bahan ledekan teman-teman sekamar, tukang tidur di kelas, ngecengin teman kamar sebelah gara-gara geer suka diliatin, bahkan jadi artis dadakan gara-gara pernah ngelakuin hal konyol di Pusdikajen yang berujung selalu ditunjuk untuk tampil, haha.

Bersama Manajer, Asman Opsis, dan Supervisor Fasop
Setelah pembidangan. selanjutnya adalah On The Job Training. Kami dikirimkan ke tiap-tiap unit untuk belajar bagaimana "bekerja sesungguhnya". Karena kami diklatnya bidang Transmisi, maka kami dikirimkan ke unit Pusat Pengatur Beban (P2B), Area Pengatur Beban (APB) dan Area Pelaksana Pemeliharaan (APP). Aku sendiri ditempatkan di APB Jawa Barat yang berlokasi di Jalan Moh. Toha Km. 4 Komplek PLN Cigereleng bersama keenam temanku. Asyik banget ya, orang Bandung dapet OJTnya di Bandung juga. Emang rezeki anak sholehah, hehe.. Sebenernya ini karena pembagian kelompok yang dibuat oleh bagian pengajaran diklat. Untuk bidangku, Engineering System, kelompok dibagi berdasarkan daerah rekrutmen. Kebetulan aku ada di urutan pertama untuk rekrutmen Bandung. Jadi bukan salah aku ya bisa beruntung dapet OJT di Bandung, hahaha.

OJT-ku di bidang Operasi Sistem, dan aku pun bersyukur dapat mentor yang baik. Meski beliau sibuk dengan pekerjaannya, tapi beliau selalu menyempatkan waktu untuk membimbing kami, memberikan banyak informasi mengenai Sistem di Jawa Barat (yang berhubungan dengan bidang OJT-ku), bahkan nggak jarang kami suka "curhat" untuk hal-hal yang nggak berhubungan dengan kerjaan. Adalah Pak Haris, mentor kami yang juga menjabat sebagai PLT Asman Operasi Sistem yang suaranya kayak penyanyi rocker, tegas dan kalau kami presentasi suka ngegebrak meja, haha. Meski begitu beliau ini orangnya baik sekali. Juga Pak Efan, Supervisor di bidang Operasi Sistem, luar biasa jenius kalau boleh kubilang. Aku lebih sering konsultasi dengan Pak Efan mengenai Project Assignment (PA) dan STO yang sedang aku dan kelompokku buat.

Setelah hampir 3 bulan aku OJT di Bandung, aku harus kembali ke Udiklat Semarang untuk ujian. Ini adalah penentuan apakah PA dan STO kami layak untuk diluluskan atau harus mengulang kembali. Tahap ini juga menjadi akhir dari masa prajabatanku sebelum akhirnya kami ditempatkan di unit-unit PLN di seluruh Indonesia. Lucunya saat aku berada di Semarang, ketika semua teman-teman sibuk belajar mempersiapkan materi untuk presentasi esok hari, kelompokku malah asyik bercanda sambil menghabiskan cemilan di depan kami. Bukan karena nggak ingin serius belajar, cuma karena atmosfer selama OJT di Bandung masih terbawa sampai ke Semarang. Kelompokku emang paling koplak, haha :v.

Meski diawali dengan nggak serius, aku bersyukur kelompokku mendapatkan penghargaan sebagai kelompok PA terbaik. Padahal nggak pernah berharap juga, apalagi ngeliat keseriusan teman-temanku yang lain untuk presentasi, PA kami masih jauh dari mereka, tapi mungkin Tuhan masih berpihak pada kita, jadi kami kelompok koplak-lah yang dapat penghargaan itu, haha. Dan penghargaan ini kami persembahkan untuk kedua mentor kami yang luar biasa, dan tentunya untuk APB Jawa Barat ^_^.

Kelompok PA Terbaik Udiklat Semarang ^_^
4,5 bulan waktu yang kuhabiskan untuk prajabatan, dan sekarang aku ditempatkan di unit Distribusi Banten. Lah loh, kok Distribusi? Bukannya kemarin diklatnya Transmisi? Itulah PLN, penempatannya penuh dengan misteri, haha. Nggak heran kalau ada anak teknik yang akhirnya ditempatkan di bidang non teknik, pun sebaliknya. Karena ya itu, PLN sebagai perusahaan pembelajar, jadi harus serba bisa, nggak harus orang teknik selama bekerja selalu di bidang teknik. Harus mau dan bisa belajar apapun, siapapun atasannya, dan dimanapun. Dan sekarang aku ditempatkan di Bidang Perencanaan, tepatnya di Bidang Perencanaan Sistem Kelayakan sebagai Assistant Analyst Kelayakan Investasi Kelistrikan. Kan, jabatannya aja udah nggak pake engineer lagi lho, udah analyst, haha. Padahal kuliah 4 tahun di teknik berharap bisa kerja jadi engineer. Tapi apapun jabatannya, sebagaimana amanah, harus siap kita terima.
19 Mei 2016, adalah hari pengangkatan angkatan kami (dan angkatan 50) sebagai seorang pegawai PLN. Bertempat di Auditorium PLN Kantor Pusat, kami dikukuhkan oleh Direktur Utama PLN, Pak Sofyan Basyir. Rasanya haru, buatku yang dulu berjuang untuk bisa masuk PLN, sempat gagal 2 kali, bahkan sampai bolos kerja demi bisa ikut tesnya, sempat sakit saat ikut tes, akhirnya terbayarkan. Bisa berada di antara orang-orang yang berhasil melewati ujian berat untuk bisa masuk PLN. Emang bener ya, ketika kita bersungguh-sungguh meminta pada Allah, maka Allah pun akan bersungguh-sungguh memberikannya, bahkan lebih indah dari yang kita bayangkan.

PLN 49 Distribusi Banten saat Kegiatan Pemasaran Keliling di Area Teluk Naga
Tak terasa sudah 8 bulan aku ditempatkan disini, Kantor Distribusi Banten. Dan tak terasa pula sudah 1 tahun aku bersama PLN 49 berjuang menjadi seorang pegawai PLN. Dimanapun kalian berada, dari Sabang sampai Merauke, sukses selalu. Semoga di usia 1 tahun ini kita bisa terus mengabdi untuk negara, melistriki seluruh pelosok Indonesia untuk kehidupan yang lebih baik. Jaya PLN 49, Jaya PLN!

23 November 2015 - 23 November 2016

4 komentar:

  1. Trus selama diklat, ketemu calon suami ngak ??? adayang di lirik gitu hehehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Yang dilirik mah banyak, cuma yang mau itu lho, belum ada, wkwkwk..
      Diaminin aja deh, semoga ketemu, haha..

      Hapus
  2. Ka, waktu di udiklat boleh dijenguk? Jadwal jenguknya kapan aja ya?
    Terimakasih 😊

    BalasHapus
    Balasan
    1. +Herlina Han, boleh kok dijenguk, hehe. Tapi cuma di hari Minggu aja boleh dijenguknya, biasanya mulai jam 10-11 sampe jam 3 sore, karena selama masa pendidikan kan kita belum boleh kemana", kecuali area sekitar udiklat (itu juga harus seizin pelatih/instruktur). Semoga infonya bisa membantu :)

      Hapus