9 Februari 2014

Bandung #17 : Vrada Tanpa V



Masih ingat dengan cerita saya tentang keempat sahabat saya, VRADA, di Apa Kabar VRADA? Hari ini rasa rindu kami terbalas dengan pertemuan setelah 3-4 tahun lamanya tidak berjumpa. Awalnya kami berencana untuk mengunjungi Venessa, sahabat kami yang cantik, karena dia amat sangat sibuk untuk persiapan ujian dan sidang skripsinya bulan ini. Kami ingin menyemangatinya, di samping ingin bertemu, bersilaturahmi, dan bernostalgila bersama (lebih tepatnya sih kangen denger teriakan khasmu Nes, hahaha \:D/).

Sayang, karena dia yang super sibuk mempersiapkan untuk ujian besok, makanya dia memilih untuk lebih fokus untuk ujiannya dulu dibanding bertemu dengan kami. Sedih sih. Dia juga menyayangkan tidak bertemu kami, tapi mau gimana lagi. Masa depannya ditentukan saat itu juga (aah, lebay -_-"). Saya ngerti kok, dan saya juga pernah mengalami itu, saat dimana harus memilih antara tugas dan nongkrong bareng temen. Saya memprioritaskan ngerjain tugas dulu tentunya.
 

Kami berkumpul tanpa Nessa, ya VRADA tanpa V, jadinya RADA, rada nggak lengkap. Kurang sempurna rasanya. Tapi mau gimana lagi. Buat saya, saya nggak bisa melewatkan kesempatan ini, di saat kami berempat bisa, di saat saya dan Rajiv sedang ada di Bandung (karena kami kuliah di luar Bandung). Bukannya saya juga egois, tapi memang momennya sedang tidak tepat untuk bisa kumpul berlima. Maafkan kami, Nessa :(

Kami janjian di Bandung Indah Plaza. Hmm, semacam mall (emang mall hey -_-"). Tempat dimana kami sering menghabiskan waktu berkumpul, terutama nonton dan makan bareng waktu SMP dan SMA. Ah ya, bukannya pengen sok gaul dan tajir karena sering mainnya di mall ya, cuma karena dulu kami seneng nonton bareng, dan bioskop saat itu yang cukup murah adalah di Empire BIP (di samping ada Braga City Walk dan Regent), jadi kami lebih sering untuk nonton disana, dan sekalian makan dan ngobrol sambil menunggu giliran untuk menonton.

Saya memutuskan untuk berangkat lebih awal -karena tahu weekend di Bandung lebih macet dari biasanya- dan menggunakan transportasi angkot menuju BIP. Jam 1 lebih sekian (nggak sampe telat setengah jam) saya sudah sampai di tempat tujuan dan sempat berpapasan dengan Andhika di jalan. Saya menunggu di depan pintu masuk sambil mengecek grup WhatsApp, temen-temen saya datang telat katanya. Saya maklumi, karena Bandung macet, ya Bandung kapan sih nggak macetnya, paling malem doang, hahaha :D

Setelah lebih kurang 45 menit menunggu, Andhini datang. Kami memutuskan untuk mencari tempat makan (karena lapar) sambil menunggu Rajiv datang, karena keberadaannya masih belum pasti. Setiap kami tanya, pasti jawabannya, "Maaf yaa dateng telat, kalian duluan makan aja..", dan selalu begitu. Jiv..Jiv, kami tuh nggak akan marah kamu datang telat (karena emang udah telat), yang penting kasih tahu posisi kamu dimana (dari dulu kalau ditanya pasti gitu -_-"). Jam 4an dia baru sampai, kami interogasi dia. Kemana saja dia sampai telat 3 jam begitu. Interogasinya mirip-mirip kayak di kantor polisi Korea, haha. Tapi ya sudahlah, kami maklumi dia karena rumahnya paling deket, Rancaekek. Jadi wajarlah kalau perjalanan deket gitu sampe terjebak macet dimana-mana. Apa? Oh iya, jauh maksudnya -_-".

Waktu kami lebih banyak dihabiskan untuk bernostalgia masa lalu kami waktu sekolah. Mulai dari ngomongin guru waktu SMP, kebiasaan yang sering kita lakuin waktu sekolah, bahkan tentang Nessa yang saat itu marah dengan kami dan adegannya seperti FTV, kami semua tertawa disitu.

Di akhir pertemuan kami di sebuah restoran fast food di BIP, kami baru ingat kalau akan menelepon Nessa, sebagai ganti dia nggak bisa datang. Awalnya mau tadi sore, berhubung kelupaan terus, jadi baru ingat pas malam itu. Baru terhubung sebentar, dan telepon diangkat. Dengan suara khasnya dan mengetahui kalau yang menelepon itu kami, dia langsung teriak. Ya, sahabat kami yang sebentar lagi akan menjadi Sarjana Kedokteran ini begitu histeris ketika kami meneleponnya. Rasanya seperti kami sedang berlima disana, walau di beda tempat.

Dia ingin kami bisa ketemu lagi, berlima, dan besok. What? Kami memandang satu sama lain. "Kalian bisa?" tanya saya ke mereka. Andhika yang bingung besok harus perwalian dan latihan untuk pertunjukan PSMnya, Andhini yang harus ke sekolah untuk jadwal ngajarnya. Tapi demi bisa berkumpul berlima lagi, kami berusaha untuk menyempatkan waktu di sela waktu sibuk kami (ah iya, saya mah lagi nggak sibuk sih :D). Ya, besok, entah dimana tempatnya, jam berapapun, kami berusaha bisa bertemu lagi, setelah 3-4 tahun sibuk dengan urusan masing-masing, kami ingin mengenang lagi masa-masa itu, masa dimana 7 tahun yang lalu kita memutuskan untuk menjadi teman dekat kemudian sahabat. Saya berharap persahabatan ini bisa benar-benar kekal adanya, semoga.

2 komentar:

  1. Wah, ngiri baca post ini. kuat banget persabatan kalian

    BalasHapus
    Balasan
    1. hehe, iya makasih :)
      semoga bisa sampe kakek nenek, hehe.
      salam :D

      Hapus